[fsn_row][fsn_column width=”12″][fsn_text]

Di hari Sabtu, tanggal 3 Maret 2018, Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam (IEKI) mengadakan acara Studium Generale di Gedung FPEB lantai 6. Acara ini dihadiri oleh civitas akademik FPEB Universitas Pendidikan Indonesia dan juga FEB Universitas Islam Bandung. Acara ini terselenggara atas kerjasama Prodi IEKI – FPEB UPI  beserta FEB UNISBA.  Acara ini dihadiri lebih dari 250 orang yang menyaksikan acara ini.

Agenda ini dibuka oleh Dekan FPEB, Prof. Dr. Agus Rahayu, MM. yang kemudian dilanjut dengan sambutan dari Dekan FEB UNISBA. Acara yang bertemakan : Economics and The Worldview of Islam ini mengkaji pemikiran-pemikiran Islam yang berkaitan dengan Ekonomi. Prof. Ugi Suharto dalam uraiannya membahas tentang konsep pemikiran mengenai kewujudan dan kebenaran semesta. Konsep Islamic worldview ini diusung oleh Naquib Al-Attas.  Worldview of Islam atau cara Pandang Islam menyeimbangkan dunia dan akhirat yang mana aspek keduniaan tidaklah terpisah dari aspek akhirat. Oleh karenanya segala aspek kehidupan manusia termasuk dalam kehidupan berekonomi diatur dalam Islam. Sehingga Ekonomi Islam ini adalah bagian dari Islamic Worldview.

Dalam kacamata Ekonomi Islam, Aspek dunia dilihat sebagai sebuah persiapan menuju akhirat sehingga dalam ekonomi ini, aspek akhirat memilik ujung atau tujuan dan signifikansi yang final.

Adapun beberapa elemen dari Islamic Worldview yang dibahas adalah sifat Tuhan, sifat dari wahyu, sifat dari makhluk, sifat dari manusia dan psikologi dari jiwa manusia, sifat dari ilmu, sifat dari agama (deen), sifat dari kebebasan, sifat dari nilai-nilai dan norma dan juga sifat dari kebahagiaan. Namun pada kuliah umum ini yang dibahas hanyalah konsep worldview dan ekonomi.

Konsep Tuhan dalam Ekonomi Islam yang sangat berkaitan disebabkan sifat-sifat Tuhan (Allah) yang antara lain adalah Ar-razzaq (Maha Pemberi Rizki), Al-Maalik (Maha Pemilik segala sesuatu), Al Mudabbir, Al-ghoniiyyu (Yang Maha Kaya) – diinternalisasi dalam kehidupan berekenomi dari sudut pandang Ekonomi Islam.

Dari sudut pandang Ekonomi Islam, kepemilikan dari segala sumber daya alam yang ada dunia itu adalah mutlak milik Allah dan manusia dianugerahi sumber daya alam tersebut sekaligus tanggungjawab untuk mengolahnya dengan sebaik-baiknya. Sehingga dalam penggunaan sumber daya tersebut haruslah diperlakukan secar arif, bijaksana dan tidak eksploitatif.

Menurut narasumber yang mengenyam studi sarjana sampai dengan doktornya di Malaysia ini menyebutkan, bahwa Ekonomi Islam ini adalah suatu cabang Ilmu yang landasannya adalah Agama Islam sebagai sumber ilmunya. Dalam Islam rujukan yang digunakan adalah revelation (wahyu), reason (logika) dan sense of perception yang disintesakan dalam ijtihad. Adapun Ilmu Ekonomi Islam ini lahir sebagai sintesa atau perpaduan dari Ilmu ekonomi dan Islamic Studies (studi Keislaman). Oleh karenanya Prof. Ugi berpesan kepada para peserta yang kebanyakan adalah generasi muda agar terus giat mempelajari Islam termasuk memahami dan menguasai bahasa Arab yang mana literatur klasik yang masih banyak dan sangat perlu digali kebanyakan masih dalam bahasa quran tersebut. Selain itu penguasaan bahasa Inggris juga tetap harus dikuasai untuk memahami disiplin-disiplin terkait termasuk di dalamnya adalah ekonomi.

Ekonomi Islam memiliki norma-norma yang harus dipatuhi yang mana norma-norma tersebut bersumber dari Islam dan nilai -nilai yang luhur.

Adapun konsep kebahagiaan dalam Islam dilambangkan konsep As-Sa’aadah atau Al-Falaah, yang mana konsep kebahagiaan tersebut tidaklah sama dengan kebahagiaan yang ditawarkan nilai-nilai hedonisme dan utilitarianisme (kepuasan yang sifatnya material).  Sedangkan dalam Islam kebahagiaan termunculkan dalam kespiritualisan seseorang dan kesuksesan dalam kehidupan sesudah kematian di dunia (kehidupan di akhirat).

Selain itu, Ilmu tidaklah bebas nilai atau netral dari nilai-nilai tertentu karena setiap epistimologi tidaklah bebas atau netral. Sehingga ilmu apapun itu akan sangat terwarnai dengan cara pandang atau worldview, element keagamaan dan kultur dan juga peradaban (civilization).

Adapun pemikiran Ekonomi Islam kontemporer sampai dengan saat ini baru masuk ke tahap islamic banking (yang masih kecil presentasinya) namun belum ke tahap sistem keuangan. Oleh karena itu, Prof. Ugi Suharto agar generasi muda Islam agar giat menggali dan menyebarkan tentang Ekonomi Islam ini agar dapat terinternalisasi dan mudah-mudahan menjadi solusi untuk umat manusia.

 

[/fsn_text][/fsn_column][/fsn_row]